Program Sarjana Matematika

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Website Program Studi Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Website ini sebagai sarana publikasi untuk memberikan informasi dan gambaran Program Studi Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam melaksanakan pelayanan di sektor pendidikan.

Melalui keberadaan website ini kiranya mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui seluruh informasi tentang Program Studi Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di dalam pengelolaan sektor pendidikan.

Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang berdiri berdasarkan surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam No. E/107/1998, tanggal 13 Mei 1998. Pada saat itu, Program Studi Matematika masih merupakan salah satu program studi dengan nama Program Tadris Matematika di bawah naungan Jurusan Tarbiyah STAIN Malang. Perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) yang memuat dua jurusan yaitu Jurusan Matematika dan Jurusan Biologi. Berdasarkan rekomendasi Dirjen DIKTI Departemen Pendidikan Nasional No. 3445/D/T/2002, 20 November 2002, Fakultas MIPA STAIN Malang berkembang menjadi 4 jurusan, yaitu Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Ketika STAIN Malang resmi menjadi UIN Malang pada tahun 2004, Program Studi Matematika menjadi salah satu program studi dari 6 jurusan yang ada di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.

Profil Program Studi Sarjana Matematika

Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan salah satu program studi yang telah disetujui ijin operasional penyelenggaraan berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama nomor 3445/D/T/2002. Program studi ini memulai kegiatan akademik dan non akademik pada tahun ajaran 2002/2003. Peluang kerja lulusan Program Studi Matematika di antaranya bidang industri, akademisi (Dosen dan Guru), asisten peneliti, praktisi matematika, data sains, aktuaris, dan programmer. Program Studi Matematika memiliki lima bidang konsorsium keilmuan yaitu konsorsium Aljabar, konsorsium Matematika Analisis, konsorsium Matematika Terapan, Statistika dan Aktuaria, dan Matematika Komputasi. Bidang kajian mata kuliah pada masing-masing bidang konsorsium mengacu pada profil lulusan yang dikaji pula dari peluang kerja lulusan program studi matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Setiap bidang konsorsium keilmuan telah membuat rencana penelitian yang tertuang dalam skema roadmap penelitian. Program studi Matematika telah dilengkapi dengan laboratorium bidang keilmuan sebagai fasilitas penunjang keberhasilan pengembangan bidang keilmuan dan implementasi rencana roadmap penelitian.

Visi

Terwujudnya Program Studi Matematika integratif dalam memadukan sains dan Islam yang bereputasi internasional.

Misi

  1. Mencetak sarjana matematika yang berkarakter ulul albab.
  2. Menghasilkan sains matematika yang relevan dan budaya saing tinggi.

Laboratorium Matematika

  1. Laboratorium Aljabar dan Analisis
  2. Laboratorium Pemodelan
  3. Laboratorium Statistik dan Aktuaria
  4. Laboratorium Komputasi dan Pemrograman

Bangunan Keilmuan Program Studi Matematika

Sains dan teknologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan manusia. Sebagaimana setiap pengetahuan, sains dan teknologi memiliki tiga komponen sebagai tiang penyangga tubuh pengetahuan yang dikembangkannya. Komponen dimaksud meliputi: (1) ontologi, yang merupakan asas penetapan ruang lingkup nyata sasaran penelaahannya serta penafsiran akan hakikat realitas sasaran tersebut, (2) epistemologi yang merupakan asas metodologis pemerolehan dan penyusunan tubuh pengetahuan, dan (3) aksiologi, yang merupakan asas penggunaan pengetahuan.

I. Ontologi Matematika

Secara ontologi definisi tentang matematika menurut para filusuf dan ahli matematika adalah :

  • Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang.
  • Matematika adalah ilmu tentang besar (kuantitas)
  • Matematika adalah ilmu tentang hubungan (relasi)
  • Matematika adalah ilmu tentang bentuk (abstrak)
  • Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif
  • Matematika adalah ilmu tentang fakta-fakta kuantitatif serta masalah ruang dan bentuk.
  • Matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur yang logis.

Beragamnya definisi matematika disebabkan karena keluasaan wilayah kajian dan sudut pandang yang digunakan. Dari segi wilayah kajian, matematika berawal dari lungkup yang sederhana, yang hanya menelaah tentang bilangan dan ruang. Sekarang matematika sudah berkembang dengan menelaah pengertian-pengertian yang membutuhkan daya abstraksi tingkat tinggi. Dari segi sudut pandang yang digunakan, matematika dapat dilihat dari ruang kajian, struktur, atau karakter yang lain.

Meskipun sukar untuk menentukan definisi tunggal untuk matematika, namun pada dasarnya dapat dikenali sifat-sifat yang melekat di dalamnya. Ciri khas matematika yang tidak dimiliki pengetahuan lain adalah sebagai berikut.

1. Merupakan abstraksi dari dunia nyata.

Abstraksi adalah upaya untuk menciptakan definisi dengan jalan memusatkan perhatian pada sifat yang umum dari berbagai fakta dan mengabaikan sifat-sifat yang berlainan. Karena matematika merupakan abstraksi dari dunia nyata, maka objek matematika bersifat abstrak, tetapi dapat dipahami maknanya.

2. Menggunakan bahasa simbol.

Untuk menyatakan hasil abstraksi diperlukan suatu media bahasa. Bahasa yang digunakan dalam matematika adalah bahasa simbol. Penggunaan bahasa simbol mempunyai dua keuntungan yaitu (a) sederhana dan universal, dan (b) makna yang luas.

3. Menganut pola pikir deduktif.

Matematika merupakan pengetahuan rasional yang kebenarannya ada di otak manusia. Matematika tidak memerlukan eksperimen dan alat-alat laboratorium. Matematika hanya bekerja dengan satu metode logis yaitu deduktif. Penalaran matematika dimulai dari definisi (konsep) dan aksioma (kesepakatan yang diakui kebenarannya tanpa pembuktian lebih lanjut). Selanjutnya diturunkan beberapa teorema (dalil) melalui proses penalaran yang logis dan ketat. Dari sinilah maka matematika merupakan struktur yang hirarkis. Jika patokan dasarnya berubah, maka teorema yang telah diturunkan akan menjadi berubah atau tidak benar. Selain itu, pemahaman pada suatu teorema, sangat bergantung pada teorema atau patokan yang digunakan sebelumnya.

Meskipun matematika bersifat deduktif, matematika juga memperhatikan ilham, dugaan, pengalaman, daya cipta, dan fenomena dalam mengembangkan matematika. Kesimpulan dari pengembangan itu akan diterima setelah ditetapkan atau dibuktikan melalui penalaran logis.

 II. Epistimologi Matematika

Matematika bersifat deduktif dan hirarkis. Pemahaman pada suatu konsep akan mempengaruhi pemahaman pada konsep berikutnya yang berkaitan. Seseorang yang mempelajari suatu materi B dan belum memahami materi A yang mendasarinya materi B, maka akan sulit memahami materi B. Selain itu, karena matematika bersifat abstrak dan menggunakan bahasa simbol maka objek matematika hanya ada dalam pikirin manusia. Hal ini jelas membutuhkan daya pikir yang tinggi dan kadang sulit dilakukan.

Matematika memang bersifat abstrak, yang berarti bahwa objek-objek matematika diperoleh melalui abstraksi dari fakta-fakta atau fenomena dunia nyata. Objek-objek matematika meliputi fakta, konsep, prinsip, dan skill. Karena objek matematika merupakan hasil abstraksi dunia nyata, maka matematika dapat ditelusuri kembali berdasarkan proses abstraksinya. Hal inilah yang mendasari bagaimana cara mempelajari matematika.

Belajar matematika perlu dilakukan secara bertahap menuju level abstraksi. Dengan demikian matematika perlu dipelajari melalui tahapan konkret, semi konkret, dan abstrak. Penyajian matematika secara konkret dapat berupa masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata (realistik/kontekstual) yang perlu diselesaikan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip. Jadi aktivitas matematika adalah aktivitas penemuan (discovery) melalui pemecahan masalah (problem solving), sehingga dikatakan bahwa inti kegiatan matematika adalah pemecahan masalah. Masalah yang diajukan adalah masalah realistik (berkaitan dengan kehidupan) dan relevan (menggambarkan kegunaan matematika dan sesuai tahap berpikir). Masalah yang diajukan bukan masalah yang hanya dapat diselesaikan dengan satu cara, tetapi dapat diselesaikan dengan banyak cara, metode, dan pendekatan serta yang memungkinkan diperoleh solusi yang beragam. Masalah demikian disebut dengan masalah open-ended.

Masalah realistik atau dapat direalkan dalam pikiran siswa adalah masalah yang kadang sangat komplek dan sulit dihadirkan di dalam kelas. Diperlukan suatu media yang konkret dan dapat menggambarkan fenomena yang ada dalam masalah tersebut. Media inilah disebut model dunia nyata (media semikonkret) yang dapat berupa gambar.

Pada tahap berikutnya digunakan bahasa matematika (bahasa simbol) untuk menyerderhanakan permasalahan. Pemecahan masalah selanjuntnya dilakukan dalam lingkup matematika dengan penalaran logis dan ketat. Proses abstraksi dari konkret, semikonkret, dan abstrak sering juga disebut tahap enactive, iconic, dan symbolic. Meskipun demikian, tahap-tahap tersebut tidak selalu berurutan. Penggerakan tahap-tahap dapat dimulai dari mana saja sesuai kebutuhan. ih sederhana.

III. Aksiologi Matematika

Matematika banyak digunakan dalam cabang pengetahuan lainnya. Tidak salah jika matematika disebut sebagai pelayan semua ilmu (servant of science), karena semua cabang matematika lain tidak absen untuk menggunakan matematika. Berdasarkan penerapan matematika dalam berbagai bidang lainnya, muncullah berbagai cabang baru seperti matematika bisnis, matematika ekonomi, matematika teknik, matematika pertanian, dan matematika fisika.

Matematika adalah hasil abstraksi dari dunia nyata, sehingga pada hakikatnya matematika berkaitan dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Jadi, matematika dapat digunakan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Matematika berfungsi sebagai alat (tool) untuk menyederhanakan, mencari, menaksir, mendekati, meramalkan, dan memecahkan suatu permasalahan berdasarkan pola-pola dan keteraturan yang ada. Analisis matematika yang bersifat logis dapat digunakan sebagai dasar untuk mencari saling keterkaitan antara fakta sehingga memunculkan suatu permasalahan. Analisis sebab-akibat (implikasi) dalam matematika sangat membantu untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang bersifat rumit sekalipun.